Setiap individu tidak hanya belajar dengan kecepatan yang berbeda tetapi juga memproses informasi dengan cara yang berbeda. Cara memproses informasi yang diperoleh dikenal dengan istilah gaya belajar. Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi.
Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality). Ketiga gaya belajar tersebut adalah gaya belajar Visual (belajar dengan cara melihat), Auditory (belajar dengan cara mendengar), dan Kinesthetic (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh).
Pada dasarnya setiap individu menggunakan semua indera dalam menyerap informasi. Untuk lebih mengetahui gaya belajar si anak bacalah ketiga gaya belajar di bawah ini.
Auditory Learner
adalah gaya belajar yang memanfaatkan kemampuan “pendengarannya” sebagai cara belajar yang disukainya (Auditory Learner). Beberapa ciri anak Auditory Learner antara lain:
adalah gaya belajar yang lebih banyak memanfaatkan “penglihatan”. Beberapa karakteristik Visual Learner adalah:
adalah seorang anak yang memanfaatkan “fisiknya” sebagai alat belajar yang optimal. Beberapa karakteristiknya adalah:
Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality). Ketiga gaya belajar tersebut adalah gaya belajar Visual (belajar dengan cara melihat), Auditory (belajar dengan cara mendengar), dan Kinesthetic (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh).
Pada dasarnya setiap individu menggunakan semua indera dalam menyerap informasi. Untuk lebih mengetahui gaya belajar si anak bacalah ketiga gaya belajar di bawah ini.
Auditory Learner
adalah gaya belajar yang memanfaatkan kemampuan “pendengarannya” sebagai cara belajar yang disukainya (Auditory Learner). Beberapa ciri anak Auditory Learner antara lain:
- Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas.
- Mengenal banyak sekali lagu/iklan TV, dan bahkan dapat menirukannya secara tepat dan komplit.
- Suka berbicara.
- Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah pembaca yang baik).
- Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.
- Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.
- Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya, seperti: hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman yang baru, dsb.
adalah gaya belajar yang lebih banyak memanfaatkan “penglihatan”. Beberapa karakteristik Visual Learner adalah:
- Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar.
- Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan, biasanya anak ini akan melihat teman-teman lainnya baru dia sendiri bertindak.
- Cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk mengekspresikan/ mengganti sebuah kata) saat mengungkapkan sesuatu.
- Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain.
- Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan.
- Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan.
- Biasanya anak semacam ini dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut/ramai tanpa merasa terganggu.
adalah seorang anak yang memanfaatkan “fisiknya” sebagai alat belajar yang optimal. Beberapa karakteristiknya adalah:
- Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya.
- Sulit untuk berdiam diri.
- Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan.
- Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik.
- Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar.
- Mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, dsb) bagi anak ini adalah hal yang sangat sulit.
- Cenderung terlihat “agak tertinggal” dibanding teman sebayanya. Padahal hal ini disebabkan oleh tidak cocoknya gaya belajar anak dengan metode pengajaran yang selama ini lazim digunakan di sekolah.
0 komentar:
Post a Comment